[Bogor, B’Inklusi] – Puluhan alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi dan Kursus Evangelisasi Pribadi (SEP/KEP) Keuskupan Bogor menggelar acara ziarah dan rekreasi (Ziarek) ke Provinsi Lampung, Sabtu-Minggu (11-12/1). Selain untuk memaknai Tahun Yubileum, acara tersebut merupakan agenda rutin setiap tahun.
Ketua panitia, Vincenza Gerosa Lina menuturkan accara tersebut juga bagian dari kepedulian komunitas SEP/KEP terhadap sesama. “Acara ini rutin diadakan tiap tahun. Sebelumnya kami adakan di Rangkasbitung, lalu Pangandaran. Selain berziarah, sekalian rekreasi, kami menggelar bakti sosial ke panti asuhan di wilayah itu,” tandasnya.
Pada tahun ini, lanjut Lina, kawasan Pringsewu, Lampung menjadi destinasi ziarek dan bakti sosial komunitasnya. Para peserta mengikuti rekoleksi di Rumah Retret Laverna, berdoa Rosario di Gua Maria Padang Bulan, lalu mengunjungi anak-anak penghuni Panti Asuhan Santo Vincentius. “Kami ingin berbagi sukacita dengan anak-anak panti. Karenanya, kami siapkan bingkisan, konsumsi dan donasi,” ujarnya.
Diungkapkan, dana sosial yang diperuntukan membantu sesama bersumber dari uang arisan yang telah disediakan peserta. “Sudah lima tahun ini kami mengadakan arisan. Setiap peserta yang dapat arisan komit menyisihkan sebagian uangnya untuk donasi pada mereka yang membutuhkan,” tukas Lina.
Tak terkecuali, penyandang disabilitas pun tak luput dari kepedulian komunitas ini. Seperti pada ziarek sebelumnya, sahabat disabilitas juga diajak serta. Para peserta secara sukarela nampak mendampingi teman tuli dan tunanetra dengan baik dan sabar.
“Saya senang bisa ikut acara ini, bisa melakukan perjalanan bersama, berdoa, dan makan bersama,” kata Hanny Suryani teman tuli. Pantauan BincangInklusi, pendampingan yang akses dari para peserta juga membuat tunanetra dapat menikmati acara tersebut.

Pertumbuhan Iman
Pastor pendamping iman Rumah Retret Laverna RP Yustinus Eko SCY saat memberikan rekoleksi berharap komunitas SEP/KEP dapat menjadi sarana pertumbuhan iman. “Pertumbuhan iman itu harus ditunjukan melalui kesaksian iman agar nama Tuhan dimuliakan,” pintanya.
Mengutip bacaan Injil Markus 10:46-52 mengenai kisah Bartimeus yang disembuhkan Tuhan Yesus dari kebutaan, Pastor Eko menyatakan pentingnya memiliki iman seperti Bartimeus. “Bartimeus bukan hanya mengagumi Yesus, tapi ia juga mau mengikuti Yesus dan memberi kesaksian melalui perbuatannya. Hidupnya berubah sebab ia mengalami pertobatan,” terangnya.
Kita pun, kata Pastor Eko, tak luput dari kelemahan. “Kelemahan di sini yang dimaksud bukanlah secarra fisik seperti tunanetra atau tunarungu, melainkan kelemahan karena perkataan dan perbuatan dosa. Karenanya penting bagi kita untuk melakukan pertobatan agar bisa mengikuti Yesus dan menjadi saksiNya,” tegasnya.
Acara ziarek diakhiri dengan mengunjungi kawasan kuliner, rekreasi sejenak menyantap hidangan sederhana, membeli buah tangan seperlunya. Kebersamaan dan sukacita mewarnai perjalanan ziarek selama dua hari di Tahun Yubileum itu.
Tahun Yubileum sendiri merupakan perayaan istimewa yang diperingati Gereja Katolik setiap 25 tahun sekali. Pembaruan spiritual, karya kasih, ziarah, pertobatan merupakan hal yang mendasari umat Katolik memaknai Tahun Suci Rahmat tersebut.
Penulis: Ignatius Herjanjam