[Bogor, B’Inklusi] – Umat disabilitas atau yang juga disebut umat berkebutuhan khusus (UBK) adalah bagian dari dan dalam Gereja. Seperti umat lainnya, UBK juga mempunyai hak menggereja, melayani dan dilayani.
“Saya tidak melihat perbedaan antara umat biasa dengan umat disabilitas, kecuali dalam hal kekhususan. Tapi semuanya mempunyai hak yang sama dalam hidup menggereja,” ujar Koordinator Kelompok Personal Paroki BMV Katedral Bogor, Clemens Wicaksono dalam percakapan dengan BincangInklusi di Bogor, Jumat, (28/3).
Dipaparkan, kondisi disabilitas merupakan kondisi yang dihindari semua orang. “Tak seorang pun ingin mengalami disabilitas, itu bukan keinginan mereka. Tapi saya kagum dengan perjuangan UBK, dan juga orangtua anak berkebutuhan khusus yang tetap semangat menjalankan hidup, terutama dalam kehidupan menggereja,” imbuhnya.
Diketahui, Clemens sendiri beberapa kali terlihat ikut terjun dalam kegiatan komunitas Bersama Sahabat Disabilitas (BSD) Paroki Katedral Bogor. Dalam kegiatan bina iman dan pengajaran sakramen untuk umat disabilitas, Clemens ikut menyimak, dan ambil bagian saat simulasi pemberian Hosti bagi calon penerima sakramen komuni.
“Saya memang kerap hadir dalam kegiatan yang diadakan oleh berbagai kelompok personal di Katedral. Namun kegiatan BSD ini menyentuh hati saya, membuat saya lebih bersemangat dalam hidup dan pelayanan. Mereka saja mau berjuang dan bersemangat, saya pun jadi termotivasi,” tuturnya.
Alumnus Unika Parahiangan Bandung itu pun berharap banyak umat ikut terpanggil melayani UBK. “Salut bagi mereka yang sampai saat ini mau melayani UBK, baik sebagai pengajar, juru bahasa isyarat, maupun volunteer,” tandasnya.

(Foto: Margaretha Lausane)
Ingin Melayani
Sekretaris BSD, Johana Ida mengungkapkan, sesungguhnya UBK tidak hanya ingin dilayani. “UBK juga ingin melayani tentu dengan kekhususan yang mereka miliki. Kekhususan ini sesungguhnya adalah bentuk keberagaman bagian dari anugerah Tuhan,” katanya.
Disampaikan, BSD bersyukur karena kian hari, kian banyak orang-orang yang mendukung kegiatan BSD. BSD memiliki sejumlah program seperti Misa inklusi, bina iman dan pengajaran sakramen, UMKM, kunjungan kasih, dan doa rutin setiap hari Kamis. “Memang belum banyak umat non-disabilitas yang terlibat, tapi kami bersyukur dukungan mulai berdatangan,” ucapnya.
Pastor Paroki BMV Katedral Bogor Romo Paulus Haruna senantiasa mendukung kegiatan BSD. Hal itu nampak dalam kehadiran Romo Haruna pada setiap event yang digelar BSD. Hal ini sejalan pula dengan ucapan Romo Haruna bahwa Gereja harus dekat dengan umat, tanpa memilih umat dari kalangan mana pun.
Penulis: Ignatius Herjanjam