LAI Minta Gereja Terima Sahabat Tuli

[Bogor, B’Inklusi] – Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) minta agar Gereja-Gereja mau membuka diri, menerima sahabat tuli. Demikian disampaikan Ketua Umum LAI Pendeta Dr. Henriette Tabita Hutabarat di sela-sela kata sambutannya di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Betlehem Bogor, Jumat (14/2).

Diungkapkan bahwa saat ini LAI terus menyalurkan kitab suci hingga ke pelosok. “Tantangan kita adalah belum semua daerah terjangkau  terutama di kawasan terpencil. Mereka, juga yang memiliki keberagaman fisik seperti sahabat tuli berhak mendapatkan akses kitab suci,” ujarnya.

Pada ibadah dan perayaan HUT ke -71 LAI yang kali ini digelar di GSJA Bogor itu, Pendeta Tabita mengumumkan 4 karya monumental LAI yang sudah diinisiasi pada 2024. Salah satunya adalah “Cerita Alkitab Sepanjang Tahun Bahasa Isyarat”.

Ketua Umum LAI, Pendeta Dr. Henriette Tabita Hutabarat secara simbolis Menekan Tombol, Menandai 4 Karya Monumental LAI.
(Foto Chandra Iman Winata)

Bahasa Tulisan

Pemrakarsa Cerita Alkitab Sepanjang Tahun Bahasa Isyarat, Tri Harmadji PhD menjelaskan saat ini sahabat tuli memperoleh info teks kitab suci melalui bahasa lisan murni yang umumnya diterjemahkan oleh juru bahasa isyarat. “Padahal penting juga bagi mereka membawa dan membaca Alkitab, layaknya orang biasa. Untuk itu kami luncurkan cerita Alkitab yang mudah mereka pahami,” tukasnya.

Diakui, masih belum seragamnya bahasa di antara sahabat tuli akibat variasi daerah atau tempat menyebabkan penyusunan cerita Alkitab tersebut menjadi tidak mudah. “Karenanya untuk menjembatani perbedaan itu, kami gunakan subtitle,” imbuhnya.

Karya tersebut merupakan hasil kolaborasi, mayoritas anak muda jemaat Gereja Pengharapan Allah, Solo. “Tim kami terdiri dari enam orang, salah satunya merupakan sahabat tuli mahasiswa teologi,” kata Tri.

Perayaan HUT LAI tersebut diawali ibadah secara oikumene. Dosen kitab suci STF Griyarkara, Romo Albertus Purnomo OFM didaulat memberi kotbah sekaligus materi bertema “Spiritualitas Alkitab”. Pada kesempatan itu, Romo Purnomo menekankan peran Alkitab untuk menggerakan, mendayagunakan, dan menghidupkan spirit umat manusia.

Menurutnya, idealnya Alkitab tak hanya dibaca atau didengar, tapi juga dipahami agar memberi hikmat. “Takut akan Tuhan, memiliki pertimbangan yang baik dan bijaksana dalam mengambil keputusan merupakan tanda seseorang punya hikmat,” katanya.

Romo Purnomo berharap tugas mewartakan Sabda Tuhan menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya LAI. “Bagaimana Firman Tuhan harus disampaikan agar menarik tentu membutuhkan kecerdasan dan kreativitas, tak sekadar mengajarkan,” tuturnya.

Penulis: Ignatius Herjanjam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *