Badai Boleh Berbeda, namun Satu dalam Perjalanan

[Tangerang, B’Inklusi] – “Kita satu dalam perjalanan, walaupun memiliki badai yang berbeda, tapi usah kau takut akan keras dunia.”

Lagu Jumbo mengalun merdu dari dalam bus yang melaju di pagi hari Jumat, (6/6) lalu. Lirik lagu favorit para Anak Berkarunia Khusus (ABK) itu seolah menjadi soundtrack sempurna untuk perjalanan rohani mereka dalam Porta Sancta—ziarah lintas gereja yang penuh makna dan kehangatan kasih.

Dua bus penuh semangat dan canda tawa diberangkatkan dari dua paroki yang bersatu hati dalam karya,  Gereja Santo Laurensius, Alam Sutera, dan Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading, Gading Serpong. Peserta terdiri dari sekitar 60 Anak Berkarunia Khusus (ABK) dan Umat Berkarunia Khusus (UBK), orangtua, serta para pendamping. Lima gereja di wilayah Jabodetabek menjadi tujuan ziarah dalam rangka merayakan Tahun Yubileum—tahun rahmat yang ditetapkan oleh Gereja Katolik sedunia.

Meskipun jarak tempuh yang panjang dan waktu yang padat, semangat tidak pernah surut. “Kalau menurut saya trip Porta Sancta kemarin itu sangat berkesan banget ya,” ungkap Emillia Sutanto, ibu dari ABK bernama Samuel. “Mulai dari panitianya yang sangat welcome dan well-prepared, anak-anak dan orangtua bisa enjoy selama perjalanan. Snack, gift, goodie bags—semuanya lengkap dan menyenangkan. Saya berharap makin banyak kesempatan seperti ini agar ABK dan UBK bisa berkumpul dan bersosialisasi.”

Salah satu peserta yang tak kalah antusias adalah Jose, seorang ABK yang selalu me-request lagu Jumbo untuk diputar setiap kali kembali ke dalam bis. “Kapan kita naik bus lagi?” tanyanya berulang kali dengan mata berbinar, tak sabar ingin mengulang momen kebersamaan itu.

Monika Oktaviani, seorang UBK dengan keterbatasan sensorik netra, membagikan kesan mendalamnya, “Aku jadi nggak merasa sendiri. Bisa mengenal UBK lain di gerejaku. Dan waktu dapat ayat emas saat di salah satu gereja, aku merasa itu jawaban Tuhan buat semua kekhawatiranku. Rasanya seperti Tuhan bicara langsung ke aku.”

Para peserta bersukacita, mereka berfoto bersama di Paroki Santo Yohanes Maria Vianney, Cilangkap

Mengenal Lebih Dekat

Caroline Tjendrawati, ketua panitia pelaksana, menyampaikan rasa syukur yang mendalam. “Pertama-tama, puji syukur kepada Tuhan karena acara Porta Sancta UBK trip pertama ini berjalan dengan sangat baik. Bahkan cuaca pun bersahabat—hujan berhenti setiap kali kami sampai di gereja.” Ia juga berterima kasih kepada PSE dan DPH yang telah mendukung secara doa dan materi, serta kepada semua panitia dan peserta. “Saya pribadi ingin mengenal lebih dekat teman-teman UBK/ABK dan menyapa mereka satu persatu. Semoga kegiatan ini jadi berkat, dan semua bisa merasakan kerahiman Tuhan di Tahun Yubileum ini.”

Perjalanan menuju lima gereja itu bukan sekadar wisata rohani. Ia menjadi perjalanan hati—menyentuh, menguatkan, dan merangkul setiap pribadi yang ikut serta. Sebuah pengingat bahwa dalam badai dan perbedaan, kita tetap satu dalam perjalanan menuju Tuhan.

Penulis: Rachel Stefanie

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *